Minggu, 11 Maret 2012

Dengan Belanja per paket salah satu produk diatas
anda akan mendapatkan
Replika Website
2 Lembar Brosur Marketing Plan
  Hak Bisnis dan Bonus :

  • Bonus Sponsor Rp. 40.000,-
  • Bonus Pasangan Rp. 10.000,-
  • + 7 Bonus yang lain ...
  • REWARDS

  
KEUNTUNGAN :

BONUS SPONSOR Rp. 40.000,-

+ NIKMATI 7 BONUS YANG LAIN...

DAPAT PRODUK BERKUALITAS HARGA BERSAING

(PILIH SALAH SATU PAKET)

REWARDS :



PELUANG HASIL JUTAAN RUPIAH

HADIR DENGAN SISTEM TERBARU

MODAL BISNIS HANYA 

Rp. 200.000,-/ Hak Bisnis

bandingkan potensi bonusnya...

Lebih MUDAH dan CEPAT  !!!

Kelebihan bisnis ini :


Modal sangat kecil Rp 200.000
Dapat produk berkualitas
Bonus Sponsor Rp 40.000
Bonus Pasangan Rp 10.000
Bonus Reward Mobil Rp 100.000.000
Cepat balik modal
Sistem 2 kaki

Dibantu 1 kaki

Sistem tusuk sate kebawah

  Segera AMBIL posisi SEKARANG

DAPATKAN Spill over dari seluruh Indonesia 

Buruan curi start dari sekarang !!!

Opening 1 Agustus 2011
Pesan posisi DIATAS
Kirim SMS : Nama Anda, Kota
ke:  085315069628
        
Bermitra Menuju Kesuksesan Bersama!

Cara Bergabung

Beli Produk
 
Dengan Membeli paket salah satu produk  dibawah Rp 200.000, anda berhak mendapatkan :
1. Replika Website Pribadi (www.octanepalapa.com/?id=ID anda)
2.Mendapatkan 2 Lembar Brosur Marketing Plan
3.Memiliki hak bisnis dan bonus (bisa diwariskan)

Memesan Paket Bisa datang langsung ke Permata Herbal
Komplek Permata kopo No C 107 Bandung

MEMESAN MELALUI SMS, TELPON ATAU EMAIL 
Pesanan bisa anda dikirimkan melalui SMS dengan mengetikan produk , jumlah , nama , Alamat Lengkap beserta kode pos dan Nomor Telepon/ HP anda, kirim ke 085315069628 atau untuk konfirmasi lebih jelas hubungi 022-91925227 / 085315069628 
Sertakan pula
id sponsor                     
id upline                         
Tempat & Tanggal lahir
Kode Pos
Ahli waris
Hubungan dengan ahli waris


Bisa juga melalui email kirim ke Alamat permata.herbal@yahoo.com dengan mengetikan produk,jumlah,nama,Alamat Lengkap beserta kode pos dan Nomor Telepon/ HP anda (namun akan lebih cepat bila melalui SMS)

Pembayaran bisa Melalui :

BANK SYARIAH MANDIRI (BSM)
125 KCP Buah Batu Bandung
A/C No. 1257013805
a/n Arief Munandar Ibrahim

BANK RAKYAT INDONESIA (BRI)
0401 KC Bandung Kopo
No Rek : 0401-01-001379-53-5
an.Arief Munandar Ibrahim SE

Order:
>.Bila order telah dilakukan, harap konfirmasi terlebih dahulu sebelum melakukan transfer, untuk mengetahui apakah barang pesanan masih tersedia.

Konfirmasi:
>.Konfirmasi bila telah melakukan transfer, konfirmasi melalui/via SMS.

Harga produk:
(harga produk belum termasuk ongkos kirim)

Jasa Pengiriman:
Jasa Pengiriman dengan JNE Tiki atau Pandu Siwi

>Barang pesanan Anda insyaAllah segera kami kirim setelah konfirmasi Anda kami terima


>Jika ada sedikit kelebihan biaya pengiriman kami mohon ke ikhlasannya untuk kami minta, untuk tambahan kurir kami. Jika ada sedikit kekurangan biaya pengiriman, kami yang menanggungnya.
 

Marketing Plan

SEBUAH BISNIS DAHSYAT DENGAN KONSEP SEDERHANA
Memungkinkan Anda Mendapatkan Jutaan Rupiah
HANYA DENGAN BELANJA PRODUK PER PAKET Rp 200.000 (sekali bayar)
& MENGAJAK 2 ORANG TEMAN
SISTEM BISNIS INI TIDAK DIBUTUHKAN ORANG PINTAR,
TAPI SANGAT DIBUTUHKAN ORANG YANG CEPAT MENGAMBIL KEPUTUSAN

Coba ANDA bayangkan.....
Hanya dengan BELANJA 200 ribu sekali saja, untuk mendapatkan hak bisnis di OctanePalapa.com, Anda berpeluang besar untuk mendapatkan JUTAan Rupiah  per-bulan, dan TERUS MENERUS, tanpa Anda harus meninggalkan pekerjaan Anda sebelumnya..




Cara Bergabung

Test

Testimoni

TESTIMONI...


M. MUCHLISH

Awalnya saya tidak percaya, Waktu ban saya bocor saya coba bubuk PALAPA TIRE GUARD Ternyanya... Hasilnya OK.

Sampai sekarang ban motor saya tidak pernah bocor lagi !

Terima kasih PALAPA TIRE GUARD...

Simohilir - Surabaya


Testimoni dari:MH. SET0YO PAMUDJI. SH
PENGALAMAN MENGGUNAKAN PRODUK PALAPA TIREGUARD :

PENGALAMAN PERTAMA, SAYA MENGALAMI KEGAGALAN. SETELAH MOTOR SAYA ISI DENGAN SERBUK PALAPA TIREGUARD LALU SAYA PAKU TERNYATA BAN YANG SAYA PAKU BOCOR DAN MENGELUARKAN CAIRAN SEPERTI SUSU.

PENGALAMAN KEDUA, SETELAH BAN SAYA PAKU TIDAK BOCOR! SAYA SENANG SEKALI KARENA BERHASIL TERNYATA ESOK HARINYA PAGI-PAGI SAYA MAU KE KANTOR TERNYATA BAN MOTOR SAYA GEMBOS.

SAYA TIDAK MENYERAH DAN SAYA ANALISA PENYEBAB KEBOCORAN. SAYA LAKUKAN UJI COBA YANG KE 3  DAN ALHAMDULILLAH BERHASIL...! SAMPAI SEKARANG BAN MOTOR SAYA SELALU DI PAKU DAN TIDAK PERNAH BOCOR LAGI.

DARI PENGALAMAN DAPAT SAYA SIMPULKAN BAHWA :

PRODUK INI ADALAH BAHAN BAKU SERBUK APABILA DICAMPUR DENGAN AIR DAN MENDAPAT PROSES PUTARAN AKAN BERUBAH MENJADI GEL DAN MELAPISI SELURUH LAPISAN BAN DALAM BAGIAN DALAM SEHINGGA PADA SAAT KENA BENDA TAJAM (PAKU) SECARA OTOMATIS AKAN MENUTUP LUBANG KEBOCORAN.

UJI COBA PERTAMA GAGAL. SETELAH BAN SAYA PAKU DARI LUBANG MENGELUARKAN CAIRAN SEPERTI SUSU. SETELAH BAN SAYA BEDAH TERNYATA DI DALAM BAN MASIH BANYAK TERDAPAT GUMPALAN-GUMPALAN SERBUK YANG BELUM BERCAMPUR SEMPURNA (BELUM HOMOGEN) SEHINGGA WAKTU DI PAKU YANG KELUAR CAIRAN SEPERTI SUSU.

UJI COBA KE DUA GAGAL. SETELAH MOTOR SAYA ISI SERBUK PALAPA TIREGUARD DAN BEBERAPA HARI MOTOR SAYA PAKAI DAN SAYA PAKU TERNYATA TIDAK BOCOR TETAPI HANYA BERTAHAN 1 HARI DAN SETELAH SAYA BUKA TERNYATA DIDALAM BAN SUDAH BERUPA GEL SEPERTI LEM SUSU NAMUN TIDAK RATA ADA SEBAGIAN YANG MASIH MENGGUMPAL.

PERCOBAAN YANG KE 3 SAYA YAKIN BERHASIL BAN MOTOR SAYA ISI 2 BOTOL PER BAN DAN TELAH MENDAPAT PUTARAN YANG CUKUP LAMA DAN ALHAMDULILLAH MEMANG BERHASIL.

SAYA SEMAKIN CINTA DENGAN PRODUK INI KARENA BUKAN CUMA BISA MENGATASI BAN BOCOR NAMUN JUGA BISA MENGATASI KRISIS EKONOMI.

DENGAN ADANYA PRODUK INI SUDAH BANYAK TEMAN-TEMAN YANG TERBANTU DALAM SISI EKONOMI... TERIMA KASIH PALAPA TIREGUARD !

DENGAN SENANG HATI BAGI TEMAN2 KHUSUSNYA DARI JAWA TENGAH YANG INGIN MENAMBAH PENGHASILAN DAN MENJADI TEAM KAMI SILAHKAN HUBUNGI SAYA :
NAMA            :           MH. SET0YO PAMUDJI. SH
ALAMAT        :          

JL. CEMPAKA NO. 144 - 145
                        RT.07   RW.06 BOTOMUULYO
                        CEPIRING - KENDAL



Testimoni dari :

Nama             : Karyono

Alamat           : KP. Pabuaran RT.06/02

                         Cimandala Sukaraja - Bogor


 Romance Coffee, memang luar biasa utk stamina, sebelumnya saya sering masuk angin stlh minum kopi tsb badan jadi vit dan stamina jadi Hot. Bagi yang belum join jgn tunggu lama-lama, marilah kita menjadi contoh jgn hanya melihat contoh.

sebelumnya saya tidak percaya dengan PalapaTire Guard (Anti Ban Bocor), pada saat saya ganti ban dalam, saya coba masukkan bubuk Palapa Tire Guard dengan di tambah air sesuai ukuran, seminggu kemudian ban saya kena paku, begitu paku dicabut ternyata lubang bekas paku langsung tertutup kembali dan tidak perlu nambal lagi, SELAMAT TINGGAL BAN BOCOR. Saran saya kepada para pelaku bisnis Net Work jangan lupa gunakan Palapa Tire Gurd supaya waktu anda tidak tersita untuk menambal ban. info lebih lanjut hub. no telp saya di atas. Terima kasih.



7 NOVEMBER 2011

TESTIMONI KISAH NYATA DARI :

NAMA     : FILEMON ARJUNA

ALAMAT  : JL. H.RAIS A.RAHMAN GANG ERA BARU NO.34

               PONTIANAK KALIMANTAN BARAT - PONTIANAK

Saya bergabung di Octane Palapa di kenalkan oleh Upline saya yaitu P.Karyono melalui beliau saya dibantu untuk informasi ke perusahaan. Kemudian saya gabung menjadi member dan langsung jadi stockis untuk wilayah Kalimantan Barat.

Seiring perjalanan saya waktu saya menggunanakan produk Palapa Tire Guard ternyata luar biasa. Aman untuk bepergian jarak jauh. Ban  saya sudah terproteksi oleh produk Palapa Tire Guard! Waktu dalam perjalanan ban saya terkena paku dan simple tinggal cabut aja lalu saya terus lanjutkan perjalanan dengan aman dan nyaman.

Octane Palapa memang luar biasa.


Filemon Arjuna

Nasihat Berbisnis

Nasihat Berbisnis dari Bob Sadino


Setiap orang punya perjalanan hidup yang berbeda-beda dan menerjemahkan perjalanan hidupnya pun tak akan sama kedalam petuah-petuah kata yang bermakna.

Bob Sadino

Demikian pula dengan sosok Bob Sadino yang ber-azzam untuk tidak membawa ilmu yang dimilikinya keliang kubur sebelum di ajarkan kepada anak bangsa ini. Berikut tulisan-tulisan Beliau, semoga bermanfaat.
  1. Terlalu Banyak Ide – Orang “pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang “bodoh” mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya
  2. Telalu Pandai Menganalisis – Sebagian besar orang “pintar” sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang “bodoh” tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.
  3. Ingin Cepat Sukses – Orang “Pintar” merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang “bodoh” merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.
  4. Tidak Berani Mimpi Besar – Orang “Pintar” berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang “bodoh” tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.
  5. Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi – Orang “Pintar” menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang “Bodoh” berpikir, dia pun bisa berbisnis.
  6. Berpikir Negatif Sebelum Memulai – Orang “Pintar” yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang “bodoh” tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis.
  7. Maunya Dikerjakan Sendiri – Orang “Pintar” berpikir “aku pasti bisa mengerjakan semuanya”, sedangkan orang “bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.
  8. Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan – Orang “Pintar” menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang “bodoh” berpikir simple, “yang penting produknya terjual”.
  9. Tidak Fokus – Orang “Pintar” sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang “bodoh” tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.
  10. Tidak Peduli Konsumen – Orang “Pintar” sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang “bodoh” ?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.
  11. Abaikan Kualitas -Orang “bodoh” kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sedangkan orang “pintar” sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.
  12. Tidak Tuntas - Orang “Pintar” dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang “bodoh” mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.
  13. Tidak Tahu Pioritas – Orang “Pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang “Bodoh” ? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas
  14. Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas – Banyak orang “Bodoh” yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang “Pintar” malas untuk berkerja keras dan sok cerdas.
  15. Mencampuradukan Keuangan – Seorang “pintar” sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan  mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.
  16. Mudah Menyerah – Orang “Pintar” merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang “Bodoh” seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.
  17. Melupakan Tuhan – Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih payah diri sendiri, tanpa campur tangan “TUHAN”. Mengingat TUHAN adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.
  18. Melupakan Keluarga – Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin menguras waktu dan tenaga.
  19. Miskin Keberanian untuk memulai - Orang “bodoh” biasanya lebih berani dibanding orang “pintar”, kenapa ? Karena orang “bodoh” sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang “pintar” telalu banyak pertimbangan.
  20. Berperilaku Buruk – Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri di atas kakinya sendiri. 
Bob Sadino


Bob Sadino, siapa tak kenal nama ini. Di kalangan pengusaha, ia sudah tenar. Di layar kaca pun, wajahnya tak asing. Beberapa film pernah dibintanginya.
Tapi siapa sangka, hidupnya benar-benar “rock and roll”, nyaris tanpa rencana. Bob pernah jadi supir taksi, lalu kuli bangunan, sebelum akhirnya jualan telur ayam, ayam broiler, dan sayuran, lalu punya Kemchick sebagai supermarket, dan Kemfood untuk industri daging olah. Total
“anak-anaknya” (begitu ia memberi istilah kepada karyawannya) ada 1600 orang. Ia, bahkan mengaku tidak punya tips atas apa yang orang kira sukses atas dirinya.

HIDUP TIDAK LINIER

“Rencana itu buat orang yang belajar manajemen,” katanya. Menurutnya, rencana itu linier, dari A, B, C, D sampai Z. Sedangkan dalam hidup atau bisnis, jalannya berkelok-kelok, tidak ada yang lurus dan terlalu urut. Sayangnya, rencana-rencana itulah yang diajarkan di sekolah. Padahal dalam pandangannya, rencana adalah racun. “Jadi, sekolah itu meracuni otak Anda,” ujarnya bikin kaget.

Anda pernah bertualang di Eropa. Apa yang Anda lakukan di sana?
Yah, tahun 1964 di Eropa, saya masih banyak main-mainnya, ngabisin uang, karena saya dapat uang warisan, saya habisin di Eropa dan Amerika, jadi bukan untuk keperluan bisnis.

Anda dari keluarga pebisnis?
Tidak ada, keluarga saya tidak ada yang berbisnis. Keluarga saya katakanlah amteenar (pegawai negeri).

Istri Anda bekerja?
Dulu ia di bank Indonesia New York selam 11 tahun. Kemudian memilih pulang ke Indonesia. Saya tidak memilih pulang, saya ketemu ibu pertama kali di Amsterdam. Bergaul beberapa lama, kemudian saya bermaksud untuk menikah. Kebetulan orang tua di Indonesia, ya kita pulang untuk nikah. Jadi pulang ke Indonesia untuk nikah.




Istri Anda ikut?
Istri ikut saya untuk menikah. Ketika saya di indonesia saya masih terikat kerja di Jakarta Lyod dan istri saya masih di BI. Dan ketika saya memutuskan untuk tidak lagi bekerja di Jakarta Lyod, otomatis istri saya juga keluar dari BI. Saya memilih menjadi supir taksi di tahun pertama. Kemudian saya jadi kuli bangunan di tahun kedua. Sampai tahun 1968 di Jakarta Lyod, tahun 1968-1969 jadi supir taksi, tahun 1969-1970 jadi
kuli bangunan.

Dalam arti sebenarnya?
Iya..bukan kuli bangunan tanda petik. Masang plester, pasang batu bata, ubin. Ya kuli bangunan.

Sampai menjadi bisnis?
Saya kan orang yang pertama yang mengenalkan telur untuk bangsa ini, untuk rakyat ini pada tahun 1970. Beberapa minggu kemudian untuk bangsa ini, untuk rakyat ini saya mengenalkan ayam yang Anda kenal saat ini, ayam pedaging. Istilahnya ayam broiler, saya orang pertama yang memperkenalkan itu

Idenya dari mana?
Saya tidak ada ide. Mengalir begitu saja. Saya kirim surat ke negeri Belanda untuk dikirim anak-anak ayam petelor, kemudian beberapa minggu kemudian anak-anak ayam pedaging.

Dapet ide di Belanda?
Dapet idenya malah di Indonesia. Karena saya melihat telur di Indonesia tidak ada yang seperti di negeri Belanda. Anda lihat telur ayam kampung, telur ayam kampung kecil-kecil sedangkan telur yang Anda makan tadi pagi besar. Ada yang warnanya coklat dan putih.

Pasarnya kemana?
Saya dengan ibu menjajakan telur dengan mengetuk pintu rumah orang. Dia bawa 2 kilo saya bawa 3 kilo. Dia ke kiri saya ke kanan. Dan telur saya tidak laku karena berbeda. Mereka hanya tahu telur ayam kampung. Tapi untungnya di Kemang sudah ada warga negara asing sehingga langsung dibeli telurnya dan dari situ bergulir.

Bapak mengemasnya dengan lebih baik.?
Tidak juga. Saya memasukkan ke dalam kantong plastik. Lalu setiap kantong plastik saya berikan setangkai anggrek.

Kemudian bergeraknya kemana?
Bergulir ke ayam. Dari ayam baru ke macam-macam.

Sayuran?
Sayuran belakangan, tahun 1982. Saya adalah orang pertama yang mengenalkan sistem penanaman tanpa tanah, apa yang dikenal dengan hidroponik. Sekaligus saya kenalkan begitu banyak khasanah sayur mayur Eropa dan jenis Jepang untuk Indonesia. Awalnya apa yang saya tanam tidak ada pasarnya. Di mana ada pasar jagung manis? Di mana ada orang menjual jagung manis? Di mana ada orang menjual melon? Dimana ada yang jual terong Jepang? Menjual timun Jepang? Tidak ada. Paprika, dll, juga tidak ada. Jadi saya menciptakan pasarnya..

Ada tipsnya dalam membuka pasar?
Saya tidak pakai tips….saya berjalan mengalir aja!

Ada edukasi pasar dulu?
Saya tidak tahu. Saya kan tidak pernah sekolah. Saya hanya menciptakan pasar. Saya suruh orang mencoba jagung manis saya, kemudian ada permintaan saya lanjutkan. Begitu juga orang saya suruh coba melon saya, terus dibeli. Dari permintaan ke permintaan begitu terus menerus. Begitu pasar yang saya ciptakan..

Ada perencanaan, business plan, atau sejenisnya?
Saya adalah orang yang tidak pernah buat perencanaan dalam hidup saya. Dan saya juga tidak pernah buat perencanaan dalam bisnis saya. Itu (business plan) buat orang yang belajar manajemen. Saya tidak pernah belajar manajemen. (Tidak pernah) ngomong bussines plan, marketing, planning, targeting ngomong goals dan lain-lain. Karena saya tidak pernah buat rencana, saya juga tidak pernah punya tujuan. Otomatis, tidak ada rencana, tidak ada tujuan. Otomatis, mengalir saja.

Kalo hidroponik sendiri gimana?
Oh, itu sudah lama. Tahun 1982. Sekarang saya sudah lama tidak berhidroponik. Sekarang orang-orang yang berhidroponik ria. Saya cuma mengurusi pasarnya saja. Ya, pasar yang produksinya dikerjakan orang lain.

Bapak tidak punya kebun sendiri?
Awalnya saya punya. Dengan ekspor yang ribuan ton ke Jepang, saya kerjakan sendiri. Dan sekian banyaknya permintaan sehingga saya tidak punya waktu untuk mengerjakan produksi sendiri. Saya konsentrasi ke pasarannya saja, dan karena pasarnya meminta macam-macam, saya punya pabrik yang memproses bahan baku yang saya proses dari petani-petani lain.

Bagaimana Anda menjaga kualitas?
Apa itu kualitas? Saya hanya memenuhi apa yang pasar syaratkan. Jadi saya tidak ngomong kualitas lagi. Jadi itulah syaratnya apa saya penuhi, terserah syaratnya apa saya penuhi.

Ada kesulitan?
Tentu. Tapi saya tidak bisa ceritakan kesulitan itu. Karena saya menghadapi kesulitan yang bebeda-beda. Kesulitan hari ini berbeda dengan kemarin.

Sekarang Anda ngurusin pemasarannya saja?
Saya tidak ngurus apa-apa, saya sudah 15 tahun nganggur.

Sehari-hari?
Tidak ngapa-ngapain. Saya hanya penganggur. Tapi saya bisa ekspor ribuan ton ke Jepang. Saya punya kemchick sebagai supermarket, kemfood untuk daging olah dan saya punya 1.600 orang yang bekerja di perusahaan saya. Mau ngapain lagi saya? Jadi saya nganggur.

Bagaimana Anda mengelola perusahaan sehingga besar dan eksis?
Saya tidak pernah membicarakan itu, oleh karena itu bergulir dari satu orang ke 1600 orang. Tidak pernah saya bicarakan, tidak pernah saya bicarakan gaya apa? Bagaimana caranya? Itu benar-benar bergulir begitu
saja.

Ada proses delegasi?
Perusahaan ini kan sudah 35 tahun. Tahun ke 20 saya bilang ”Anda aja deh yang urus, saya tidak mau urus lagi.” Ya begitu saja.

Mereka orang-orang yang ikut Anda dari bawah?
Tidak ada orang yang saya ambil dari tengah-tengah, kalo pun dari tengah, saya suruh dari bawah lagi. Semua orang diproses dari bawah dulu.

Anda juga syuting?
Ya kemaren saya syuting bajaj bajuri. Lainnya, dulu banyak. Saya sudah lupa.

Orang sering menanyakan kunci sukses Anda? 
Orang-orang tanya kunci sukses? Memangnya suskes hanya sebuah kunci? Sesederhana itu? Apa yang harus saya katakan kepada mereka? Karena saya mengalir saja. Karena saya bukan pendidik, saya bukan ahli manajemen. Bagaimana saya bisa memberi tahu orang lain? 35 tahun, macam-macam pengalamannya. Saya tidak bisa menceritakan apa-apa karena saya tidak mau
mereka menjadi saya. Mereka tidak tahu kepahitan yang harus saya telan. Kalo saya beri nasihat ke mereka, masa saya bilang “telanlah kepahitan itu!”

Kan mereka bisa belajar dari Anda?
Saya tidak mau karena saya tidak mau merendahkan mereka. Ketika Anda meniru jejak saya, Anda tak lebih dari mesin fotokopi. Saya tidak mau Anda jadi fotokopi saya. Jadilah diri sendiri. Hina sekali Anda jadi fotokopinya Bob Sadino. Kalau ada orang yang bertanya pada saya, saya bilang “Ya jalankan saja. Alami saja pengalaman yang Anda alami. Saya tidak mau dia mengalami pengalaman yang saya alami karena bukannya tidak mungkin pengalaman saya selama ini hanya pengalaman pahit. Masa saya hanya membagi pengalaman pahit? Bagi saya, apapun bisa jadi peluang. Orang seperti saya melihat peluang tidak ada batasnya. Batasnya langit, tidak ada batasnya. Tergantung Anda, semua jadi peluang. Jadi mungkin bisa sejuta peluang atau semilyar peluang. Batasnya langit, itulah peluang bagi saya.

Bagaimana dengan risiko?
Saya pengambil risiko. Dan ketika saya mengambil risiko, saya ambil risiko sebesar-besarnya. Saya tidak mau resiko yang kecil. Di saat orang memperkecil risiko, bebas dong, kalo dia mengambil resiko kecil, apa
yang dia dapet juga kecil. Semakin kecil risikonya semakin kecil yang ia dapat.

Maksud Anda, high risk high return?
Makanya saya ambil risiko sebesar-besarnya. Kewajiban saya mengubah risiko itu menjadi sesuatu yang lain. Dengan kata lain, kita ubah menjadi duit. Iya kan? Tapi saya ga nuntut risiko jadi duit. Saya ubah resiko jadi apa saja. Yang mudah bagaimana risiko itu jadi duit. Jadi risiko kecil kalo diubah jadi duit, ya kecil juga dong. Kenapa orang-orang itu memperkecil resiko? Tidak usah dijawab. Saya tidak butuh jawaban, bagi saya aneh kalo orang mengambil risiko kecil.

Anda bilang, sekolah itu menularkan racun. Racunnya apa saja?
Ya itu tadi, karena Anda belajar manajemen, belajar ekonomi yang saya anggap itu racun. Ketika Anda bertanya tentang marketing Anda bingung. Buat saya sederhana, marketing adalah ketika orang minta A ya kasih A. Begitu sederhana saya melihat marketing. Tapi mungkin Anda melihat marketing begini begitu, menghitung ini menghitung itu. Ketika Anda ngitung, Anda sudah ketinggalan pasar. Itulah racun-racun karena Anda sekolah. Untung saya tidak sekolah, kalo saya sekolah saya akan seperti Anda, otak saya akan penuh racun, ha ha. Anda ngomomg tentang manajemen, mana saya tahu tentang manajemen.

Dengan kata lain, Anda bilang, kalau mau usaha, langsung mulai saja?
Ya sudah, tidak usah ngitung-ngitung terus. Ngapain ngitung-ngitung lagi, mulai aja. Kita mau buka suatu usaha, bukan usaha ngitung.

Beberapa bilang, Anda tipe yang sulit ditebak.
Itu karena saya berpikir sederhana. Jadi entrepreneur itu sederhana, karena kesederhanaan itulah orang kadang bingung. Jadi apa, untuk mengerti saya, Anda harus memproses racun di otak Anda. Harus dibuang dulu. Namanya deschooling process. Anda sekolah kan? Sekarang bagaimana anda menghilangkan apa yang Anda dapatkan di sekolah, itulah deschooling process. Dan itu hampir tidak mungkin. Susah sekali. Saya pakai bahasa orang yang tidak sekolah. Saya salah karena tidak punya rencana, itu kacamata Anda. Anda bisa bayangkan ketika saya jualan telor 5 kilo, saya sudah punya rumah sebesar sekarang? Tidak, kan? Jadi buat apa saya punya tujuan. Pertanyaan berikutnya, sekarang ada rumah sebesar ini, mobil di depan, apa dong ini semua? Ini adalah sebuah akibat dari apa yang saya lakukan. Sedangkan yang Anda lakukan hanya menghitung. Akibatnya orang bingung karena yang mereka lakukan hanyalah menghitung, bukan berbuat. Karena orang punya tujuan, orang punya rencana. Tapi ketika tujuan Anda tidak tercapai, rencana Anda juga berantakan. Rencana itu jalannya linier. Dari A, B, C, D sampai Z. Sedangkan mana ada hidup yang bentuknya linier gitu? Dalam hidup bentuknya berkelok-kelok, jarang ada yang lempeng.

Kalau toh sekolah menularkan racun, Anda bisa kasih tahu cara menawarkan racunnya?
Untuk menghilangkan racun itu, Anda harus pakai cara jalanan dong. Itu yang saya katakan deschooling process. Anda coba buat sesuatu tanpa rencana. Ketika Anda kemarin mau ketemu saya Anda sudah menyiapakn pertanyaan. Jadi kalau pertanyaan pertama tidak terjawab, Anda buyar. Orang ngomong tentang risiko, saya tahu risiko itu apa. Orang diajarkan untuk memperkecil risiko, di mata saya sayang sekali orang yang memperkecil risiko. Tapi di sekolah diajarin pintar, kan? Sedangkan bagi saya, itu bodoh. Karena saya adalah pencari risiko dan saya mengambil risiko sebesar-besarnya. Kenapa Anda harus perkecil risiko itu. Itu sebuah bukti yang Anda pelajari adalah racun. Karena saya sudah membuktikannya. Itu kesimpulannya, kata Bob Sadino, ambil risiko sebesar-besarnya, sedangkan kata guru perkecil risikonya. Saran saya, ambil risiko seutuhnya. Saya tidak bilang risiko itu akan jadi uang. Yang saya katkan ubahlah risiko itu jadi apa saja, bisa kebahagiaan, dll. Tidak harus jadi duit. Dan ini yang tidak pernah diajarkan di sekolah. Kita kembali ke pertanyaan Anda. Apa key succes faktor saya? itu kental sekali bahasa manajemen. Iya, kan? Kalau mau jujur, kunci sukses saya adalah kebodohan saya.

Kok bisa?
Karena saya bodoh, saya lugu. Mau ngapain saja. Mau mikir apa saja bebas. Sedangkan orang berpikir, oh ngga karena saya di sekolah belajar ini. Sekolah bilang tidak boleh begini-begini, akhirnya orang sulit menjadi kaya, karena bilang risikonya ini, ini, dan ini. Belum apa-apa sudah ngitung dulu. Kapan jadinya dong?

Syarat jadi entrepreneur, menurut Anda?
Memenuhi permintaan yang jelas itu normal. Tapi bagaimana menciptakan permintaan, itu baru. Entrepreneur harus begitu. Tidak ada pasar melon, saya tanam melon. Tidak ada pasar jagung manis, saya tanam jagung manis. Ketika saya pasarkan telor, pasarnya belum ada. Tidak ada pasar ayam broiler.